Bulakan.desa.id – Minggu (30/8) siang, Pemerintah Desa Bulakan menerima kunjungan lapangan dari Kementrian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia di Balai Desa Bulakan. Kunjungan lapangan tersebut dalam rangka memperoleh gambaran tentang pemanfaatan teknologi dan informasi untuk pembangunan desa khususnya dampak terhadap perekonomian masyarakat desa.
Kepala Desa Bulakan Sigit Pujiono didampingi Sekretaris Desa, Ketua BUMDesa, Ketua Pokdarwis dan para Relawan IT Desa menyambut baik niat dan tujuan dari Tenaga Ahli yang diutus oleh Kemendesa PDTT untuk mengetahui dan melihat inovasi desa yang dibangun di Desa Bulakan.
Kepala Desa Bulakan Sigit Pujiono mengatakan pihaknya sedang membangun sebuah alat stunting untuk mengontrol perkembangan anak. Alat ini dibuat dan dikembangkan karena beberapa kasus stunting yang terjadi di desa. Dengan adanya alat ini diharapkan mampu melihat dan mengontrol perkembangan anak seperti berat dan tinggi sehingga anak bisa tumbuh dengan baik sesuai yang diharapkan. Alat stunting ini berupa timbangan digital yang dilengkapi dengan gelang pintar. Nantinya data balita seperti nama, tanggal lahir, alamat, berat dan tinggi akan masuk secara otomatis ke sistem.
Selain alat stunting, Pemerintah Desa Bulakan melalui para relawan IT Desa Bulakan dan Komunitas Pythonesia sedang membangun sebuah program ABDI atau Aplikasi Belajar Daring Intranet yaitu sebuah aplikasi untuk kegiatan belajar mengajar para siswa dan guru tanpa internet atau tanpa kuota. Sebuah program yang diharapkan bisa menjadi solusi untuk para siswa yang kesulitan kuota atau yang tidak mempunyai gawai. Sampai saat ini sudah terpasang enam alat di Balai Desa Bulakan dua alat sebagai akses poin, SDN 04 Bulakan Timur dan MI Miftahul Ulum Bulakan Barat sebagai repeater dan dua alat lainnya di area rumah warga yang biasa dijadikan tempat untuk kelompok belajar. Alat-alat ini sebagai sarana penunjang untuk membuat jaringan lokal atau internet offline dan untuk mengakses aplikasi ABDI yang di dalamnya terdapat buku-buku dan video pembelajaran siswa dari SD sampai SMA, absensi, bertemu guru melalui fitur chat online dan yang lainnya.
“Ini menarik sekali, keren dan memang menjadi solusi di situasi saat ini. Makanya alasan kedua alat inilah kita ditugaskan kemari, Ini bisa jadi percontohan untuk desa yang lain,” ujar Anton Dwi Fitriyanto selaku Tenaga Ahli Kemendesa PDTT.
“Desa Bulakan masuk kategori Smart Living (kesehatan, pendidikan dan sosial budaya) yang merupakan salah satu pilar dari Smart Villages,” ucapnya.
Selain mengadakan kunjungan lapangan ke Desa Bulakan, Anton mengatakan, bersama rekannya sebelumnya berkunjung ke Desa Tempur Kec. Keling Kab. Jepara dan Desa Sri Mulyo Kec. Piyungan Kab. Bantul.
Ketiga desa ini menjadi yang terpilih se-Indonesia karena inovasi, potensi, baik dari segi pariwisata maupun teknologi dan informasinya dan akan dijadikan contoh untuk desa yang lain.