Bulakan.desa.id – Rabu (23/9) diadakan kegiatan Diskusi Desa tentang Penerapan Pemanfaatan Teknologi IOT untuk Monitoring Pencegahan Stunting dan ABDI Patriot Belajar Daring tanpa Kuota sekaligus launching Aplikasi Anak Balita Untuk Data Antropometri (ANAK BUNDA) dan Aplikasi Belajar Jarak Jauh Daring Intranet (ABDI) oleh Kepala Desa Bulakan Sigit Pujiono.
Acara yang bertempat di Pendopo Balai Desa Bulakan ini dihadiri oleh Kepala Desa Bulakan, Penggerak Swadaya Masyarakat Direktorat Pemberdayaan Informatika Kementrian Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia, Patriot Bulakan, Camat Belik, Bappeda, Dinpermasdes, Diskominfo, Dinkes Kabupaten Pemalang, Puskesmas Kecamatan Belik, BPD, LPMD, Para Kader Posyandu, Guru-guru Sekolah di Desa Bulakan, Tokoh Masyarakat serta Komunitas.
Aris Kurniawan selaku Penggerak Swadaya Masyarakat Ahli Madya Direktorat Pemberdayaan Informatika Kementrian Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia mengatakan bahwa teknologi hadir untuk mempermudah manusia bukan menghilangkan pekerjaan manusia.
“Melalui teknologi Internet Of Things dari Aplikasi ANAK BUNDA bisa membantu untuk mempermudah menghitung, menganalisa sehingga dapat data seperti data berat badan anak-anak di Posyandu, data tinggi badan dan sebagainya, komponen-komponen yang menjadi bagian dari kontrol untuk stunting atau gizi buruk atau perlambatan pertumbuhan bisa diketahui sejak dini. Dengan teknologi ini juga membantu tenaga pendamping Posyandu untuk memaksimalkan masa-masa keemasan anak-anak kita untuk memastikan gizinya tercukupi sehingga akan menghasilkan generasi-generasi yang cerdas,” ujarnya.
Adanya pandemi Covid sekarang ini bukan hanya menyerang dari sisi kesehatan, pendidikan tapi yang lebih terdampak adalah sisi ekonomi.
“Dan dengan adanya ABDI ini minimal meringankan beban dari keluarga-keluarga yang secara ekonominya terdampak, jadi tanpa harus punya HP, tanpa harus beli kuota, adik-adik anak didik kita masih bisa tetap belajar walaupun tidak sama hasilnya dengan kegiatan belajar mengajar seperti biasa tatap muka tetapi minimal memastikan anak didik kita juga masih mempunyai kesempatan yang sama untuk belajar,” imbuhnya.
Aris juga berharap, apa yang sudah diinisiasi teman-teman di Desa Bulakan ini, yang pertama bisa dimanfaatkan oleh anak didik dan ibu guru dan yang kedua bagaimana konsep ini bisa dikembangkan, dipastikan bisa berkesinambungan.
Camat Belik Heru Weweg Sembodo yang juga hadir mengapresiasi atas apa yang sudah dilakukan di Desa Bulakan.
“Saya mengapresiasi sekali kepada Kepala Desa Bulakan Sigit Pujiono, karena dari desa-desa se-Kecamatan Belik memang Bulakan yang maju dari IT nya. Mudah-mudahan apa yang dilakukan Bulakan bisa menjadi contoh bagi desa-desa yang lain,” katanya.
Indarto dari Bappeda Kabupaten Pemalang juga mendukung sepenuhnya tentang pengembangan aplikasi ini khususnya aplikasi ANAK BUNDA.
“Pemalang ditetapkan sebagai desa stunting tahun 2019. Khusus untuk Kecamatan Belik dari paparan Puskesmas Belik, Kecamatan Belik justru justru ada peningkatan kasus stunting. Oleh karena itu, kami dari Bappeda mendukung sepenuhnya apabila aplikasi ANAK BUNDA ini bisa dikembangkan nantinya bisa direplikasi oleh desa-desa yang lain. Semoga Kecamatan Belik nanti malah bisa menjadi contoh di Kabupaten Pemalang artinya kasus stunting bisa menurun,” ucap Indarto.
Dukungan dan support juga disampaikan oleh Toto dari Dinpermasdes Kabupaten Pemalang. “Selamat, kami support sekali terkait aplikasi ini, mudah-mudahan bisa dikembangkan di lain desa di Kabupaten Pemalang”.
Sementara itu Erni Sulistyowati Tim Patriot Bulakan selaku pengembang aplikasi ini mengatakan adanya aplikasi ini adalah tindak lanjut dari pelatihan yang sudah dilakukan yang diselenggarakan oleh Kementrian Kominfo 2019 lalu. Kemudian Tim Patriot Bulakan mencoba untuk menerapkan dan mengembangkan dua aplikasi yaitu Aplikasi Belajar Jarak Jauh Daring Intranet (ABDI) dan Aplikasi Anak Balita Untuk Data Antropometri (ANAK BUNDA).
“Untuk stunting ini memang sulit dilakukan untuk monitoring karena perhitungannya masih manual, belum lagi hasil perhitungannya, input dan hasil akhirnya untuk menentukan apakah gizi buruk atau tidak. Sebelumnya kita mengembangkan aplikasi ANAK BUNDA ini dengan basic KMS, tapi dengan adanya Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 2 tahun 2020 maka perhitungannya menggunakan Standar Antropometri. Kami berharap dapat membantu untuk mengontrol perkembangan anak balita di Desa Bulakan,” terangnya.
“Smart card juga disediakan untuk para peserta Posyandu, jadi saat ibu-ibu peserta datang ke Posyandu kemudian ngetap kartunya kemudian identitasnya akan otomatis muncul, kita masukkan datanya, tinggi beratnya kemudian hasilnya akan keluar. Digitalisasi ini akan meringankan para Kader atau Pendamping Posyandu dari proses pendataan dan diharapkan monitoring terhadap perkembangan anak balita bisa lebih baik,” lanjut Erni.
“Untuk ABDI, mudah-mudahan akan menjadi solusi karena tidak semua tempat terjangkau wifi ditambah beban kuota yang memberatkan para orang tua. Semoga dengan adanya fitur-fitur yang tersedia pada aplikasi ABDI seperti buku dan video pembelajaran, absensi, room chating untuk komunikasi antara guru dengan siswa bisa dimanfaatkan oleh siswa dan guru. Jadi selama terjangkau jaringan intranet desa aplikasinya bisa diakses kapanpun,” pungkasnya
Sebelum melaunching aplikasi ANAK BUNDA dan ABDI, Kepala Desa Bulakan Sigit Pujiono mengatakan, “kami Pemerintah Desa Bulakan bersama Tim Patriot Bulakan mencoba menyajikan apa yang menjadi inovasi teman-teman. Ada dua aplikasi yang kami anggarkan melalui Dana Desa tahun 2020 ini yang diharapkan bisa bermanfaat di Desa Bulakan yang pertama ABDI dan yang kedua adalah ANAK BUNDA. Kalau awal mula ANAK BUNDA ini karena Desa Bulakan ditetapkan sebagai Desa Lokus Stunting sehingga mencoba untuk bagaimana kita punya inovasi tentang stunting ini untuk lebih mudah memantaunya sehingga diharapkan menurunkan kasus stunting yang ada di desa.”
“Dengan mengucapkan bismillahirrohmanirrohim, semoga aplikasi ANAK BUNDA dan ABDI ini bisa bermanfaat untuk Desa Bulakan,” ucap Sigit saat mau launching aplikasi dengan menabuh kentongan.