Bulakan.desa.id – Siapa sih yang tak kenal dengan nanas Pemalang?. Masyarakat seringkali menyebutnya dengan ‘Nanas Madu Pemalang’ karena rasanya yang manis dan berbeda dengan nanas lainnya. Hal inilah yang membuat nanas Pemalang mendunia, bukan hanya di Indonesia bahkan sudah ekspor ke luar negeri. Hal inilah yang membuat banyak warga masyarakat khususnya Pemalang beralih profesi sebagai petani nanas. Harga jual yang cukup menjanjikan juga menjadi daya tarik tersendiri bagi para petani. Banyak sekali dijumpai kebun nanas di desa-desa di wilayah selatan Kabupaten Pemalang. Selain di Desa Beluk yang terkenal dengan desa nanas madu, desa Bulakan dan desa lainnya juga mulai banyak mengisi lahan perkebunan dengan tanaman nanas. Namun, tak sedikit dari para petani nanas yang pernah mengalami kegagalan saat memulai berbudidaya nanas.
Disamping faktor tanah, budidaya nanas memang membutuhkan teknik dan kesabaran. Banyak cara atau tips yang harus dilakukan agar memperoleh hasil panen yang optimal dan memuaskan.
Saat fase pertumbuhan tanaman nanas, salah satu cara agar tanaman nanas tumbuh subur, sehat dan cepat berbuah adalah dengan ‘Matun Nanas’. Matun Nanas adalah kegiatan membersihkan rumput atau tanaman liar yang berada di area tanaman nanas. Kegiatan ini biasanya dilakukan minimal 4 kali dalam setahun.
“Biar tanamannya subur, hidup, cepet berbuah, nanti tiga bulan sekali diwatun lagi. Minimal satu tahun itu 4 empat kali,” ungkap Dahuri salah satu petani nanas Bulakan saat ditanya tujuan matun oleh Kepala Desa Bulakan di perkebunan nanas miliknya di Dusun Dukuh Karang pada Sabtu siang (25/7/2020).